Wahyu Hardi Prasetyo, ahli gizi klinik RSUD Ulin Banjarmasin, mengatakan bagi penderita penyakit dyspepsia atau maag ada yang boleh berpuasa, namun ada juga yang tidak boleh berpuasa.
Hal tersebut tergantung dari jenis sakit maag yang diderita. Tapi hasil dari penelitian 80 persen orang sakit maag boleh berpuasa. Kemudian yang jadi pertanyaan, sakit maag jenis apa yang tidak boleh berpuasa dan bagaimana pilihan makannya?
Penderita maag yang ingin menjalankan puasa tidak perlu khawatir penyakitnya kambuh. Terpenting yakinkan diri Anda dulu untuk niat dapat melakukan ibadah puasa. Terlebih apabila Anda sempat mengunjungi dokter atau memeriksakan diri untuk mengetahui tingkat keparahan sebelum penyakit maag yang Anda derita.
Puasa yang baik justru bermanfaat dan bisa menyembuhkan sakit maag secara total.
Penyaki maag pada dasarnya merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah ulu hati kadang terlambat makan justru memebuat sulit makanan untuk masuk.
Menurut jenisnya dispepsia terbagi menjadi dua yakni dispepsia fungsional dan organik. Sering ditemui saat ini sebagian besar penderita dyspepsia yang fungsional.
Adapun faktor-faktor penyebab dispepsia golongan fungsional ini antara lain muncul karena penderita makan tidak teratur, kebiasaan makan cemilan berlemak tinggi, makan yang mengandung gas gas tinggi, yang merangsang (rasa asam, cabai, lombok, merica/lada) minum kopi/ minuman bersoda, merokok, termasuk masalah psikologis (stress) terutama pada remaja putri.
Terapi yang tepat adalah pengaturan makanan yang baik pada saat berpuasa akan memperbaiki pola pencernaan itu.
Jika dispepsia fungsional sebagian besar akan membaik atau bahkan sembuh total ketika menjalankan ibadah puasa
Semua penderita maag yang fungsional bisa berpuasa, asal memperhatikan konsumsi gizi dan aturan makan.
Berbeda dengan penderita dispepsia organik yang tidak diperbolehkan berpuasa. Karena penderita mengalami kelainan pencernaan secara anatomi.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar