Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Selamat beribadah puasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Minggu, 10 Juni 2012

Awas, Pakai Baju Baru Tanpa Dicuci Bisa Sebabkan Penyakit!

Apakah Anda punya kebiasaan langsung memakai baju yang baru dibeli? Jika ya, sebaiknya Anda perlu berhati-hati. Menurut pakar kesehatan, baju baru yang dipakai tanpa dicuci seringkali menimbulkan penyakit.

Hal tersebut ditemukan oleh penelitian Dr Philip Tierno, direktur klinis mikrobiologi dan imunologi dari New York University Langone Medical Center. Ia menguji beberapa pakaian yang dibelinya dari 3 toko berbeda, mulai dari toko yang mahal hingga yang murah.

Dr Tierno menemukan pakaian-pakaian tersebut mengandung segala macam bakteri, termasuk bakteri yang berkaitan dengan kotoran, ketiak dan alat kelamin. Jumlah bakteri paling banyak ditemukan pada pakaian yang telah dicoba oleh banyak pembeli, tapi ditemukan pula pada pakaian yang dibawa pulang.

"Tubuh kita secara alami memang mengandung berbagai macam bakteri. Tapi dari sekitar 60.000 kuman, hanya sekitar 1-2 persen saja atau 600-1.200 bakteri yang bersifat patogen (bisa menyebabkan penyakit)," ujar Dr Tierno, seperti dikutip dari Washington Post.

Dr Tierno menambahkan bakteri patogen lebih mudah menular dibandingkan yang lain, salah satunya adalah Norovirus yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan. Bakteri tersebut dapat hidup di pakaian kering selama beberapa hari dan jika bakteri tersebut dipegang oleh seseorang ketika mencoba pakaian, maka saat dikembalikan ke rak bisa tertular ke orang lain atau dirinya sendiri dan masuk ke sistem tubuhnya.

Bakteri lainnya adalah Staph MRSA dapat hidup pada pakaian katun selama 6 bulan. Bakteri MRSA bisa ditularkan melalui kontak langsung ataupun tak langsung dengan kotoran, hidung, ketiak atau di sekitar areola puting susu.

"Risiko tubuh menjadi sakit akibat pakaian baru masih rendah, tapi risiko ini bisa dikurangi lagi dengan mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh wajah, hidung atau mulut setelah mencoba pakaian atau dengan menggunakan pakaian dalam ketika mencoba pakaian yang lain. Terutama jika Anda memiliki luka di tubuh," ujar Dr Tierno.

Selain itu cara pencegahan lainnya adalah dengan mencuci dan menyetrika baju baru sebelum digunakan, untuk menghilangkan kemungkinan adanya bakteri-bakteri patogen dari pakaian tersebut.



Sumber
Baca Selanjutnya...

Membangkitkan Kenangan Bikin Pecandu Narkoba Jera

img Pecandu narkoba sangat sulit disembuhkan. Tapi sebuah terapi dengan membangkitkan kenangan pertama saat terjerumus lembah narkoba, malah bisa membuat pecandu jera.

Dr. Amy Milton dari University of Cambridge melakukan penelitian terhadap 22 mantan pecandu heroin yang sudah berhenti memakai obat-obatan tersebut rata-rata selama 11 tahun.

Peneliti awalnya menunjukkan sebuah video singkat untuk mengingatkan para peserta penelitian terhadap kenangan ketika menggunakan obat-obatan terlarang. Sepuluh menit kemudian peserta menonton lebih banyak video tentang hal serupa.

Setelah 180 hari, pengujian menunjukkan bahwa tingkat hasrat ingin kembali menggunakan obat-obat terlarang berkurang karena video-video tersebut membangkitkan kenangan yang menimbulkan efek jera pada para pecandu.

"Cara ini dapat digunakan untuk mengatasi bernagai jenis kecanduan yang lainnya seperti kecanduan alkohol," kata Dr. Milton seperti dilansir dari BBC, Jumat (13/4/2012).

Kenangan rupanya dapat memberikan isyarat dan efek yang dapat mengatasi kambuhnya kecanduan akan obat-obatan. Dengan menargetkan kenangan bisa menjadi jalan baru untuk pengobatan.

Penelitian mengenai hal ini diterbitkan dalam jurnal Science yang menyatakan bahwa mengingat kembali kenangan akan membuat para pecandu narkoba meninggalkan kebiasaan buruknya.

Memberikan stimulus berulang kali terhadap kenangan-kenangan yang berkaitan dengan penggunaan narkoba merupakan bagian terapi untuk pecandu.


Sumber
Baca Selanjutnya...

1 Rokok Ganja Sama Bahayanya dengan 20 Rokok Tembakau

imgBanyak perokok yang ingin mengurangi kerusakan paru-parunya dengan berpindah ke rokok ganja karena rokok ganja dianggap lebih ringan efeknya terhadap paru-paru daripada rokok tembakau.

Dalam laporan yang dibuat sebuah badan amal dari Inggris juga disebutkan sepertiga orang masih berpikir bahwa ganja itu tidak berbahaya.

Padahal sebenarnya rokok ganja 20 kali lebih bersifat karsinogenik daripada rokok berbahan tembakau.

Laporan dari badan bernama British Lung Foundation tersebut menyatakan adanya 'ketidaksambungan yang mengkhawatirkan' antara persepsi publik terhadap obat yang dianggap aman dan 'dampak serius, bahkan fatal yang bisa saja dimiliki obat tersebut'.

Secara detail disebutkan bahwa hampir 9 dari 10 orang berpikir rokok tembakau lebih merusak kesehatan dibandingkan rokok ganja.

Dalam laporannya, badan amal ini juga melampirkan bukti ilmiah yang ada terkait dampak kesehatan dari merokok ganja.

Bukti yang kuat itu pun menunjukkan bahwa merokok ganja memang bisa memberikan kontribusi munculnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem pernafasan, termasuk kanker paru-paru, TBC dan bronkitis akut.

Merokok ganja juga 'sangat berkaitan' dengan adanya penekanan pada sistem kekebalan tubuh dan penyakit jantung jika dikonsumsi dalam kurun waktu yang cukup lama.

"Generasi muda yang merokok ganja tidak menyadari bahwa setiap batang rokok ganja yang mereka hisap meningkatkan peluang untuk terkena kanker paru-paru sama banyaknya dengan 20 batang rokok tembakau," ungkap kepala eksekutif British Lung Foundation, Dame Helena Shovelton seperti dilansir dari The Telegraph, Kamis (7/6/2012).

"Ini bukan masalah sepele karena ganja merupakan salah satu obat rekreasional yang paling banyak digunakan di Inggris dengan hampir sepertiga dari populasi telah mencobanya," tambahnya.

Tak hanya membuat laporan, badan amal ini pun menyerukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan dampak jangka panjang merokok ganja terhadap kesehatan.


Sumber Baca Selanjutnya...