Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Selamat beribadah puasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Sabtu, 02 Juli 2011

Obat Alternatif Radang Gusi

Peneliti dari Fakultas Kedokteran gigi, Universitas Indonesia (FKG-UI), Lies Zubardiah M. Qosim, menemukan obat alternatif baru yang berasal dari daun "Lawsonia inermis Linnaeus" atau dikenal sebagai daun inai atau henna sebagai obat alternatif untuk radang gusi.

Lies Zubardiah, dalam keterangan persnya mengatakan, penelitian ini membuktikan peranan daun Lawsonia inermis Linnaeus atau dikenal sebagai daun inai atau henna yang oleh masyarakat pedesaan tertentu di Indonesia sering digunakan sebagai obat penyembuh luka kulit di badan.

Ia menjelaskan penelitian obat mulut alternatif ini menggunakan berbagai macam pengujian, seperti uji fitokimia, uji antibakteri terhadap "Streptococcus sanguinis", uji toksisitas akut, uji sitotoksisitas, uji penyembuhan gingivitis pada hewan coba dan manusia, serta uji penyerapan warna pada gigi.

Hasil penelitian itu ditemukan bahwa daun hena yang mengandung golongan senyawa antibakteri, seperti flavonoid, minyak atsiri, saponin, steroid, triterpen, dan tanin, yang terbukti ampuh melawan bakteri S. sanguinis, dapat menurunkan konsentrasi plak, tidak bersifat toksit pada manusia, dan menyembuhkan gingivitis.

Hasil penelitian yang sedang dalam proses Hak atas Kekayaaan atas Intelektual (HAKI) ini, merupakan salah satu bentuk obat alternatif yang lebih aman untuk pengobatan radang gusi pada anak- anak dan dewasa.

Seperti diketahui, salah satu jenis gangguan kesehatan pada gigi dan mulut adalah gingivitis (radang gusi). Gingivitis adalah jenis penyakit periodontal yang paling sering ditemukan pada 80 persen anak usia 11-13 tahun di negara-negara berkembang dan bersifat kronis.

Jika dibiarkan berlanjut, gingivitis dapat menjadi periodontitis (peradangan jaringan penyangga gigi), sehingga gigi menjadi goyang dan mudah lepas. Faktor etiologi utama gingivitis adalah plak bakteri, yang mampu merusak jaringan penyangga gigi dimulai dengan kerusakan pada gingiva (gusi).

"Streptococcus sanguinis" merupakan salah satu bakteri yang paling banyak dijumpai di dalam plak. Plak melekat erat pada gigi dan hanya dapat dihilangkan melalui pembersihan dengan sikat gigi dan alat pembersih interdental. Senyawa yang bersifat antibakteri dibutuhkan untuk membantu menghilangkan peradangan. 


Sumber Baca Selanjutnya...

Atasi Radang Gusi dengan Kumur Air Garam

Gusi yang sehat berwarna merah muda dan keras. Jika gusi terlihat lunak, meradang, mudah berdarah dan warnanya merah tua, besar kemungkinan telah terjadi peradangan (gingivitis).

Radang gusi terjadi karena terbentuknya plak, yaitu lapisan bakteri yang tidak berwarna dan lengket pada gigi. Itu sebabnya langkah pertama untuk mengatasi gingivitis adalah dengan menghilangkan plak. Program jangka panjang kebersihan gigi dan mulut juga perlu dilakukan untuk menyembuhkan dan mencegah radang gusi.

Ada cara alami untuk mengobati rasa nyeri pada gusi yang meradang, yaitu dengan berkumur air garam. "Bila berkumur dengan air garam, daerah yang bengkak jadi hipertonik sehingga bakteri yang ngumpul di plak akan keluar," kata Prof.drg.Melanie Djamil, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Jakarta.

Akan tetapi, kumur dengan air garam adalah solusi sementara. "Jika sumber masalah gangivitis adalah plak dan tartar, tetap saja harus dibersihkan dulu agar sakitnya tidak datang lagi," katanya. 


Sumber Baca Selanjutnya...

Radang Gusi Bisa Bikin Susah Ereksi

Gangguan pada mulut dan gigi jangan diremehkan. Bukan hanya menimbulkan rasa nyeri, tetapi juga bisa bikin kehidupan seks berantakan. Penyakit radang gusi atau periodontitis, misalnya, bisa menyebabkan pria mengalami susah ereksi alias impoten.

Periodontitis merupakan tahap lanjut penyakit gusi di mana di antara gigi dan gusi terbentuk kantong plak sehingga gusi meradang, memperbesar kantong, dan menampung lebih banyak plak. Kantong nanah dapat terbentuk pada daerah gelap ini. Jika tidak dirawat, gigi akan goyah bahkan tanggal.

Biasanya periodontitis tidak terasa sakit. Pada beberapa kasus terjadi infeksi akut sehingga terbentuk abses atau nanah sehingga menimbulkan rasa sakit.

Apabila Anda mulai merasakan gejala peridontitis, periksalah ke dokter gigi. Makin cepat Anda ke dokter gigi, makin besar pula kemungkinan gusi sembuh dan mencegah gigi tanggal.

Bukan hanya itu, studi terbaru menyebutkan periodontitis yang terjadi pada mencit bisa menyebabkan impotensi. Hasil penelitian ini menguatkan studi sebelumnya yang menemukan penyakit radang gusi banyak ditemukan pada pria-pria yang menderita disfungsi ereksi.

"Mengenali dan merawat penyakit periodontitis pada pasien, baik yang menderita disfungsi ereksi maupun tidak, bisa menyelamatkan kehidupan seksual pasien," kata peneliti dari Luzhou Medical College di China.

Dalam penelitian tersebut, para ahli menemukan periodontitis akan meningkatkan inflamasi atau peradangan pada tubuh mencit. Inflamasi merupakan respons sistem imun dan bisa bermanfaat manakala tubuh melawan infeksi. Akan tetapi, inflamasi yang berlangsung terus-menerus dalam level tinggi bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Mencit-mencit percobaan yang menderita periodontitis memiliki sedikit enzim yang bertugas dalam pencapaian ereksi, yakni enzim eNOS. Enzim ini memproduksi oksida nitrat yang akan membuat pembuluh darah rileks dan meningkatkan sirkulasi darah ke bagian penis.

Inflamasi yang disebabkan oleh periodontitis akan mengurangi oksida nitrat sehingga mengganggu ereksi. Akan tetapi, mekanisme ini baru dilihat pada mencit, belum diketahui apakah hal yang sama juga terjadi pada manusia.

Akan tetapi, sebuah studi lain menemukan pria yang menderita disfungsi ereksi memiliki marker inflamasi yang tinggi, seperti protein C-reactive. "Penyebab tingginya inflamasi lain pada tubuh adalah lemak perut," kata Dr David Meldrum, pakar infertiliti dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat.

Faktor-faktor lain yang berpengaruh pada gangguan ereksi, antara lain, kegemukan, penyakit jantung, diabetes, dan juga nikotin. 


Sumber Baca Selanjutnya...