Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Selamat beribadah puasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Senin, 11 Juli 2011

Lensa Kontak yang Dipakai Sehabis Berenang Sebaiknya Dibuang

img
Pemakai kontak lensa (soft lens) tetap bisa menggunakan alat tersebut saat sedang berenang atau menyelam di laut. Tapi soft lens yang sudah digunakan di kolam renang atau di laut sebaiknya langsung dibuang atau jangan dipakai lagi.

"Menggunakan soft lens untuk berenang di kolam renang atau air laut boleh-boleh saja, tapi sebaiknya setelah itu jangan digunakan lagi," ujar Dr Tri Rahayu, SpM, FIACLE dalam acara talkshow Pemakaian Soft Lens Lebih dari 8 Jam Berpotensi Membuat Mata Kekurangan Oksigen di restoran Bunga Rampai, Jakarta, Senin (11/7/2011).

Lensa kontak menurut Dr Tri silakan dipakai untuk kegiatan water sport tapi gunakan soft lens yang disposible, karena partikel dari air laut atau kolam renang akan meresap ke dalam lensa kontak sehingga bisa mengubah parameter dari lensa kontak yang ada.

"Air laut memiliki kadar air garam yang tinggi sehingga membuat mata perih dan menjadi deposit (menumpuk) di lensa kontak," ungkap dokter yang menjadi Kepala Divisi Refraksi dan Lensa Kontak Departemen Mata FKUI-RSCM.

Dr Tri juga menjelaskan perubahan yang terjadi pada parameter lensa kontak juga bisa disebabkan oleh paparan asap kimiawi, tapi kalau asap polusi tidak terlalu berpengaruh.

"Bagi orang yang menggunakan kendaraan seperti motor, sebaiknya lindungi mata dengan menggunakan kaca mata lebar serta penggunaan helm full face sehingga mengurangi paparan debu dari lingkungan," ungkapnya.

Jika hendak memilih lensa kontak perhatikan beberapa karakteristik berikut:
  1. Daya hantar oksigen, merupakan karakteristik penting agar mata tidak mengalami kekurangan oksigen
  2. Physiologically inert (tidak menimbulkan keluhan saat digunakan)
  3. Kelembaban (wettability)
  4. Resist spoliation
  5. Bentuknya stabil
  6. Ketahanan
  7. Kejernihan dari lensa kontak
  8. Tahan terhadap kemungkinan robek pada penggunaan normal
  9. Resisten terhadap penumpukankotoran, protein dan lemak
  10. Membutuhkan perawatan seminimal mungkin.
Sumber
Baca Selanjutnya...

Jika Lensa Kontak Terbawa Tidur

img
Salah satu alat yang bisa dipakai untuk membantu penglihatan seseorang adalah menggunakan lensa kontak. Namun lensa kontak ini tidak boleh digunakan sepanjang waktu, terutama saat tidur. Apa yang terjadi jika lensa kontak terbawa tidur?

Pada umumnya lensa kontak tidka dirancang untuk digunakan sepanjang malam, karenanya seringkali para dokter memperingatkan seseorang untuk melepas lensa kontaknya sebelum tidur.

Jika lensa kontak ikut terbawa saat seseorang sedang tidur, maka ada kemungkinan menjadi tempat penampungan bakteri atau bisa mengikis mata yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi yang timbul umumnya ditandai dengan rasa sakit pada mata, kemerahan atau bengkak di kelopak mata.

Beberapa infeksi mata memerlukan perawatan segera untuk mencegah kerusakan yang tidak bisa disembuhkan dan juga kebutaan. Seperti dikutip dari Livestrong, Senin (27/9/2010) ada beberapa infeksi mata yang mungkin terjadi jika lensa kontak terbawa tidur, yaitu:

Ulkus kornea
Berdasarkan penelitian dari University of Maryland Medical Center tidur dengan lensa kontak yang masih menempel dapat menyebabkan kornea mengikis, kondisi ini nantinya dapat berubah menjadi ulkus kornea. Hal ini bisa memicu terjadinya infeksi bakteri, jamur atau parasit. Kornea adalah lapisan transparan yang melindungi mata.

Gejala dari ulkus kornea ini adalah kemerahan, sensitif terhadap cahaya, pembengkakan kelopak mata, mata berair dan kadang-kadang timbul sumbatan putih pada kelopak mata.

Keratitis
Keratittis bisa disebabkan oleh pemakaian lensa kontak jangka panjang dan kemungkinan terbawa tidur satu kali atau lebih. Kondisi ini terjadi ketika parasit acanthamoeba tumbuh di lensa kontak dan menyebar ke kornea. Gejala yang timbul adalah rasa sakit di mata, pandangan kabur, peka terhadap cahaya, mata bengkak, sulit membuka mata dan rasa ada sesuatu di dalam mata.


Reaksi alergi papiler konjungtivitis
Jika lensa kontak idak diganti secara teratur atau sering dipakai semalaman, maka mata bisa saja mengembangkan alergi terhadap lensa. Gejala dari reaksi alergi papiler konjungtivitis termasuk perasaan ada sesuatu di mata, kemerahan, pembengkakan kelopak mata dan peka terhadap cahaya. Jika muncul kondisi tersebut sebaiknya segera lepas lensa kontak dan lebih sering mengganti lensa kontak.


Sumber Baca Selanjutnya...

Tipe Orang yang Tidak Boleh Pakai Lensa Kontak

img
Soft lens atau lensa kontak saat ini tidak hanya digunakan untuk membantu penglihatan, tapi juga untuk gaya-gayaan. Tapi tidak semua mata bisa menggunakan soft lens terutama pada tipe-tipe orang di bawah ini.

"Tidak semua mata bisa boleh menggunakan soft lens," ujar Dr Tri Rahayu, SpM, FIACLE dalam acara talkshow Pemakaian Soft Lens Lebih dari 8 Jam Berpotensi Membuat Mata Kekurangan Oksigen di restoran Bunga Rampai, Jakarta, Senin (11/7/2011).

Tipe-tipe orang yang tidak boleh menggunakan soft lens ini, menurut Dr Tri adalah:
1. Orang-orang dengan mata yang sedang mengalami infeksi aktif
2. Orang-orang dengan mata yang sedang mengalami peradangan aktif

"Ada pula orang yang mengalami kontra indikasi relatif yang perlu pengawasan secara hati-hati," ujar dokter yang menjadi Kepala Divisi Refraksi dan Lensa Kontak Departemen Mata FKUI-RSCM.

Tipe orang-orang yang mengalami kontra indikasi relatif yaitu:
1. Orang dengan gangguan mata kering.
Untuk yang mengalami mata kering ringan masih diperbolehkan menggunakan kontak lensa tapi dengan pengawasan ketat, tapi jika mengalami mata kering berat maka disarankan tidak menggunakan lensa kontak.
2. Orang dengan mata yang mengalami gangguan perabaan seperti sensitivitas kornea yang berkurang.

"Orang dengan sensitivitas yang berkurang akan tidak merasa apa-apa kalau ada sesuatu yang tidak nyaman dengan korneanya," ujar Dr Tri.

Umumnya kondisi-kondisi ini disebabkan oleh beberapa pengakit seperti penyakit saraf atau stroke ringan, dan jarang sekali terjadi sejak lahir.

Dr Tri mengingatkan agar tidak sembarangan menggunakan lensa kontak, karenanya perlu dilakukan pemeriksaan mata terlebih dahulu untuk menentukan apakah ia cocok menggunakan lensa kontak atau tidak, mencegah masalah dan mendiagnosa masalah.

"Selama pemakaian lensa kontak sebaiknya si pemakai melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali, tapi kalau ada keluhan jangan menunggu sampai 6 bulan," ujar Dr Tri yang juga menjadi ketua contact lens center di Jakarta Eye Center. 


Sumber Baca Selanjutnya...