Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Selamat beribadah puasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Minggu, 05 Februari 2012

Olahraga Tingkatkan Produksi Sperma

 

Persiapkan sepatu olahraga Anda. Pria yang secara teratur melakukan olahraga ketahanan (endurance) cenderung memiliki produksi sperma yang lebih baik.

Hal itu dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan periset dari Spanyol. Mereka menguji 31 pria sehat yang secara rutin berolahraga 2-4 kali dalam seminggu. Ketika dibandingkan dengan pria yang jarang berolahraga, ternyata sperma pria-pria ini berenang lebih cepat.

Mengapa demikian? Diana Vaamonde, Ph.D, yang melakukan riset ini menjelaskan bahwa olahraga akan merangsang produksi hormon, seperti testosteron yang diperlukan untuk memiliki cairan mani dan sel sperma sehat.

Kendati demikian, olahraga sebaiknya dilakukan secara moderat. Olahraga terlalu berat dengan intensitas tinggi justru bisa menyebabkan penurunan kualitas sperma di usia 50 tahun. Olahraga yang terlalu esktrim disebutkan akan merangsang pengeluaran hormon stres seperti kortisol yang justru bisa mengganggu hormon seks pria.

Untuk menjaga jumlah sperma tetap tinggi, durasi olahraga yang disarankan adalah sekitar 3-5 jam setiap minggunya yang terbagi dalam beberapa kali.

Sumber
Baca Selanjutnya...

Sperma Pasti Tangguh Jika Pria Sanggup Olahraga 4 Jam/Hari


img 
Jika ingin menilai kualitas dan ketangguhan sperma seorang laki-laki, amati saja ketangguhan fisiknya secara umum. Laki-laki yang sanggup berolahraga 2-4 jam/hari secara rutin minimal 3 hari dalam sepekan spermanya dijamin tangguh.

Ketangguhan sperma dinilai berdasarkan kemampuannya untuk bergerak menembus lendir dan cairan yang melindungi sel telur di dalam organ reproduksi perempuan. Makin tangguh dan berkualitas, sel sperma akan semakin cepat berenang mendekati sel telur.

Hubungan antara ketangguhan sperma danan ketahanan fisik seorang laki-laki secara umum terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Diana Vaamonde, PhD dari University of Cordoba. Dalam penelitian itu Vaamonde melibatkan 31 laki-laki sehat dari berbagai usia.

Hasil pengamatan di sampel sperma menunjukkan, kualitas dan ketangguhannya berbanding lurus dengan jenis olahraga yang dilakukan oleh para partisipan. Sperma cenderung paling tangguh jika partisipan melakukan olahraga ketahanan, dengan durasi 2-4 jam/hari minimal 3 hari dalam sepekan.

Menurut Vaamonde, olahraga yang bersifat ketahanan atau endurance bisa mendorong produksi hormon seks laki-laki yakni testosteron. Meski dalam kadar tertentu seringkali malah mengurangi kualitas sperma, testosteron pada kadar optimal sangat membantu memperbaiki kualitas sperma.

Namun demikian, Vaamonde menegaskan bahwa penelitian ini tidak spesifik karena usia partisipan tidak dibatasi. Oleh karena itu ia merujuk pada penelitian lain sebelumnya, bahwa kesimpulan ini mungkin tidak berlaku pada laki-laki di atas usia 50 tahun.

Saat memasuki usia tersebut, laki-laki justru tidak dianjurkan untuk olahraga terlalu berat jika ingin kualitas spermanya tetap terjaga. Olahraga yang berlebihan tidak lagi merangsang produksi testosteron, melainkan justru hormon stres atau kortisol yang menurunkan kualitas sperma.

Durasi olahraga yang optimal pada usia ini perlu disesuaikan. Seperti dikutip dari Menshealth.com, Kamis (26/1/2012), laki-laki yang sudah mulai berumur sebaiknya melakukan olahraga ketahanan tidak lebih dari 3-5 jam dalam sepekan, masing-masing sesi tidak lebih dari 90 menit.

Sumber
Baca Selanjutnya...

Paparan Ozon Turunkan Kualitas Sperma


img 
Kualitas sperma dipengaruhi oleh banyak hal, dari makanan yang dimakan, aktifitas fisik yang dilakukan, hingga pengaruh lingkungan. Peneliti menemukan bahwa paparan ozon di atmosfir juga mempengaruhi proses perkembangan sperma pada pria.

Sebuah penelitian terhadap pria yang tinggal Los Angeles menemukan bahwa paparan ozon dapat menurunkan kualitas sperma. Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Environmental Health Perspectives ini bisa menambah pemahaman mengenai penyebab infertilitas pada pria.

Penelitian ini menganalisis sampel air mani yang dikumpulkan dari bank sperma di Los Angeles dan membandingkannya dengan kualitas udara.

Para peneliti menemukan bahwa paparan ozon tingkat tinggi di dekat rumah para pendonor berdampak buruk terhadap kualitas air mani. Dampak dari polutan itu ditemukan mampu mempengaruhi seluruh siklus perkembangan sperma dalam tubuh (spermatogenesis).

"Kami menemukan hubungan terbalik antara paparan ozon dan konsentrasi sperma pada semua titik yang diteliti. Data kami menunjukkan bahwa sperma rentan terhadap paparan racun dalam seluruh periode spermatogenesis," kata peneliti, Rebecca Z. Sokol seperti dilansir Altpenis, Jumat (13/1/2012).

Penelitian ini juga menganalisis polutan lain seperti nitrogen dioksida, karbon monoksida dan partikel halus lainnya. Masing-masing polutan udara tersebut diyakini mampu mempengaruhi produksi sperma, tetapi tidak ada mempengaruhi kepadatan sperma.

Apa yang menyebabkan ozon mempu menurunkan produksi sperma masih belum jelas. Paparan ozon diketahui menyebabkan tekanan oksidatif yang diketahui mengganggu fungsi testis dan sperma.

Paparan ozon dapat menyebabkan reaksi peradangan, baik dalam saluran kelamin pria atau membentuk bahan kimia beracun yang beredar dalam tubuh. Keduanya diduga dapat menyebabkan penurunan konsentrasi sperma.

"Banyak temuan yang menunjukkan potensi bahaya dari lingkungan terhadap sistem reproduksi. Beberapa di antaranya melaporkan penurunan jumlah sperma di negara-negara industri tertentu. Keabsahan temuan ini memang masih menuai kontroversi. Namun sebagian besar peneliti setuju bahwa penurunan kualitas air mani ini mungkin terkait dengan lokasi geografis," imbuh Sokol.

Sumber
Baca Selanjutnya...

Hidup di Kota Besar Bisa Merusak Sperma Pria


img 
Kemampuan pria untuk membuahi pasangan ditentukan oleh kualitas spermanya. Tapi ada banyak faktor yang dapat merusak kualitas sperma pria. Tak hanya panas dan penggunaan celana ketat, hidup di kota besar juga menyumbang kerusakan sperma.

Menurut studi baru yang dilakukan Italian Society of Andrology and Sexuality Medicine (SIAMS), kehidupan kota telah menyebabkan penurunan jumlah sperma pada pria muda di Italia.

Dengan menyimpulkan hasil dari tiga studi, organisasi yang bermarkas di Roma ini menyimpulkan bahwa lebih dari 33 persen pria berusia antara 18 hingga 20 tahun menderita kerusakan parah sperma karena faktor yang banyak terjadi perkotaan, seperti polusi dan merokok.

"Selain itu, kehidupan kota mempromosikan gaya hidup tak sehat dan obesitas, yang juga bisa berdampak negatif pada jumlah sperma," kata peneliti, seperti dilansir timeofindia, Senin (23/1/2012).

Penelitian yang dibiayai oleh Kementerian Kesehatan Italia ini dapat mengingatkan pada pria muda agar mereka benar-benar tahu tentang risiko hidup di kota terhadap kesuburan dan kualitas sperma.

Dalam setiap 1 ml air mani seharusnya terdapat ada 20 juta sperma. Atau jumlah sperma minimal untuk pria subur adalah 40 juta sperma di mana 75 persennya harus hidup.

Dari jumlah sperma yang hidup tadi, maka 25 persennya harus bisa berenang dengan cepat menuju sel telur. Dan 30 persennya harus berbentuk normal alias sempurna.


Sumber
Baca Selanjutnya...

Internetan Pakai Wi-Fi Bisa Merusak Sperma


img
Koneksi internet tanpa kabel alias Wi-Fi memang lebih praktis karena memungkinkan seseorang untuk online di mana saja. Namun bagi kaum laki-laki, Wi-Fi memiliki efek samping yang tidak diharapkan yakni bisa merusak kualitas sperma.

Sebuah penelitian di Argentina menunjukkan, kualitas sperma yang terpapar sinyal Wi-Fi cenderung lebih buruk dibandingkan yang lain. Efek ini tidak ditemukan pada sperma yang berada di sekitar jaringan internet biasa, yang masih menggunakan kabel.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Fertility and Sterility tersebut, para ilmuwan mengambil sampel sperma secara acak dari 29 laki-laki. Sebagian diletakkan di ruangan yang memiliki sinyal Wi-Fi, sebagian lagi dijauhkan dari jaringan internet.

Setelah dibiarkan selama 4 jam, sampel sperma tersebut lalu diperiksa dan dianalisa di laboratorium. Para ilmuwan menghitung sel sperma yang masih hidup pada masing-masing sampel sperma, lalu membandingkan tingkat kerusakan pada struktur DNA (Droxyribo Nucleic Acid).

Sebanyak 25 persen sperma yang terpapar sinyal Wi-Fi akhirnya mati, sedangkan sperma yang jauh dari koneksi internet hanya 14 persen saja yang mati. Demikian juga dengan struktur DNA, 9 persen sperma yang terpapar Wi-Fi rusak atau 3 kali lipat dibanding yang jauh dari koneksi internet.

Conrado Avendano, ilmuwan dari Nascentis Medicina Reproductiva yang melakukan penelitian itu menjelaskan bahwa penyebabnya adalah gelombang elektromagnet. Jaringan internet tanpa kabel memancarkan gelombang tersebut, yang kemudian merusak sperma laki-laki.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa komputer yang terhubungan dengan internet tanpa kabel bisa merusak sperma jika diletakkan dekat dengan organ reproduksi laki-laki," kata Avendano dalam laporannya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/11/2011).

Hubungan antara jaringan internet tanpa kabel dengan kualitas sperma sepertinya baru kali ini diteliti. Berbagai penelitian sebelumnya lebih banyak mengaitkan kerusakan sperma dengan panas yang dihasilkan oleh komputer itu sendiri, sehingga laki-laki tidak dianjurkan untuk memangku laptop.

Sumber
Baca Selanjutnya...