Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Selamat beribadah puasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Jumat, 24 Juni 2011

Rasa Takut Mati Bisa Memperburuk Kondisi Pasien Jantung

img
Pasien serangan jantung biasanya memiliki rasa takut terhadap kematian. Tapi rasa takut akan mati yang terus menerus bisa memberikan hasil yang buruk dalam proses penyembuhannya.

Peneliti dari London yang menganalisis 208 pasien jantung menilai tingkat ketakutan yang tinggi terhadap kematian bisa membuat kondisi jantungnya semakin parah. Hal ini karena stres yang dialami dapat meningkatkan kadar senyawa kimia TNF-alfa.

Kadar zat TNF-alfa yang lebih tinggi pada pasien serangan jantung terkait dengan peradangan dalam darahnya yang lebih tinggi. Dalam European Heart Journal peneliti mengungkapkan kadar zat kimia yang tinggi tersebut bisa memperburuk kondisi kesehatan.

"Respons inflamasi yang besar diketahui bisa merusak jantung dan meningkatkan risiko jangka panjang terhadap masalah jantung," ujar Andrew Steptoe dari British Heart Foundation, seperti dikutip dari BBCNews, Jumat (3/6/2011).

Selain menganalisa kadar emosional pasien, peneliti juga mengukur tingkat variabilitas jantung dan hormon stres kortisol selama 3 minggu setelah terjadinya serangan jantung.

Prof Steptoe yang mengerjakan studi ini mengungkapkan rasa takut akan mati bukan hanya suatu respons emosional, tapi dihubungkan dengan adanya perubahan biologis yang terjadi selama gangguan jantung akut.

Sementara itu Dr Mike Knapto selaku direktur medis dari British Heart Foundation menuturkan bahwa orang-orang yang paling menderita selama serangan jantung memiliki tingkat TNF-alfa yang lebih tinggi, sehingga berhubungan dengan adanya peradangan yang lebih besar dalam tubuhnya.

"Apa yang perlu dilakukan sekarang adalah membantu menghilangkan ketakutan pada pasien serangan jantung, sehingga diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih baik dalam jangka waktu panjang," ujar Dr Knapto. 


Sumber Baca Selanjutnya...

Penyakit Jantung Orang Indonesia Berasal dari Lemak Gorengan

img
Orang Indonesia jarang makan makanan daging merah atau serba daging. Meski begitu banyak orang Indonesia yang kena penyakit jantung akibat penumpukan lemak trans. Usut punya usut, lemak trans yang menyumbat pembuluh darah itu karena kebiasaan orang Indonesia yang sangat senang makanan serba gorengan.

Jika di negara lain, kolesterol, lemak, kurang gerak, gula darah tinggi, hipertensi diketahui sebagai faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Tapi bagi orang Indonesia, gorengan lebih banyak menyebabkan penyakit jantung ketimbang kolesterol.

Bahan makanan yang sehat bisa menjadi tidak sehat bila diolah dengan cara digoreng. Menggoreng makanan bisa membentuk asam lemak trans (Trans Fatty Acid atau TFA) yang dapat merusak dan menyumbat pembuluh darah.

"Di Indonesia diteliti bahwa penyebab orang terkena penyakit jantung paling banyak karena asam lemak trans. Dengan kata lain, orang kita paling banyak kena penyakit jantung karena gorengan. Tempe digoreng, ayam digoreng, tahu digoreng, ikan digoreng, semuanya digoreng," ujar Dr Samuel Oetoro, Sp.GK, spesialis gizi klinik dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dalam acara Diskusi Sehat Bersahabat dengan Glukosa di Wisma Aldiron Dirgantara, Jakarta, Selasa (14/6/2011).

Menurut Dr Samuel, gorengan bahkan melebihi kolesterol sebagai penyebab penyakit jantung orang Indonesia.

"Nggak semua orang Indonesia makan kolesterol seperti daging merah, tapi hampir semua orang makan gorengan. Gorengan ada dimana-mana," lanjut Dr Samuel.

Selain itu, asam lemak trans dalam darah juga mempunyai pengaruh menaikkan kolesterol jahat (LDL atau Low Density Lipoprotein) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL atau High Density Lipoprotein).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menjelaskan dalam situsnya bahwa makanan yang kaya karbohidrat atau tepung yang mengalami penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu yang tinggi dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker, yaitu akrilamida. Dosis tertentu akrilamida juga beracun bagi sistem saraf manusia.

Gorengan yang tinggi lemak juga akan membuat seseorang rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk.

Gorengan juga tidak baik bagi penderita maag, karena dengan adanya lemak, lambung akan cepat terisi tapi lebih lambat dicerna, alhasil seseorang akan merasa sudah kenyang dan tidak akan cepat lapar padahal baru makan dalam porsi sedikit. Hal ini membuat kerja lambung akan terganggu.



Sumber
Baca Selanjutnya...

Tanda Jantung yang Tidak Sehat

img
Jantung merupakan salah satu organ vital yang bisa mempengaruhi bagian tubuh lain. Untuk itu ketahui 5 gejala yang bisa menjadi tanda bahwa jantung tidak sehat.

"Jantung bersama-sama dengan arteri berfungsi memberikan makan untuk berbagai organ tubuh, ketika organ ini mulai mengalami gangguan maka gejala yang muncul bisa timbul di berbagai bagian tubuh," ujar Jonathan Goldstein, ahli jantung dari St. Michael's Medical Center di Newark, New Jersey, seperti dikutip dari MSNHealth, Jumat (24/6/2011).

Berikut ini adalah 5 tanda yang menunjukkan bahwa jantung Anda tidak sehat, jika memiliki lebih dari 2 tanda tersebut sebaiknya hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan, yaitu:

1. Sakit leher
Jika sering merasa leher yang sakit seperti tertarik, terutama jika terus menerus maka sebaiknya mulai dipikirkan. Pasien yang telah mengalami serangan jantung kebanyakan baru menyadari bahwa ia sering merasa pegal, sakit dan rasa seperti tertarik di leher akibat ketegangan otot. Tanda ini sering terabaikan karena pasien lebih fokus pada rasa sesak atau sakit di bagian kiri dada.

Kondisi ini terjadi karena saraf dari jaringan jantung mengirimkan sinyal rasa sakit yang naik turun ke sumsum tulang belakang yang membentang ke leher dan bahu. Nyeri ini tidak terletak pada satu tempat spesifik dan biasanya tidak hilang dengan kompres dingin, hangat atau pijat otot.

2. Gangguan seksual
Memiliki kesulitan dalam mencapai atau menjaga ereksi bisa menjadi salah satu tanda dari penyakit jantung koroner. Dokter saat ini akan melakukan pemeriksaan kardiovaskular ketika ada pria yang mengeluhkan disfungsi ereksi.

Kondisi ini terjadi karena arteri di sekitar jantung yang menyempit atau mengeras akan mempengaruhi pasokan darah ke penis, sehingga akan membuatnya sulit mencapai atau menjaga ereksi.

3. Sering merasa pusing, sesak napas atau pingsan
Journal of the American Heart Association melaporkan lebih dari 40 persen perempuan melaporkan sering mengalami sesak napas dihari-hari sebelum serangan jantung. Seseorang mungkin akan mengalami tidak bisa bernapas, pusing atau pingsan bahkan saat tengah melakukan hal yang biasa seperti berjalan atau membersihkan rumah yang sebelumnya tidak pernah bermasalah.

Kondisi ini terjadi karena darah yang melalui arteri untuk membawa oksigen ke jantung tidak mencukupi. Plak yang menumpuk akan membuat jantung sulit mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga kadang seseorang merasa sakit saat harus menarik napas dalam-dalam. Biasanya terjadi lebih mendadak dan akan hilang saat beristirahat.

4. Sakit pada rahang dan telinga
Sakit pada rahang memang menjadi gejala yang misterius karena bisa akibat beberapa sebab, tapi kadang bisa juga menjadi petunjuk dari penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Rasa sakit yang muncul sepanjang rahang sampai ke telinga dan sulit menemukan darimana rasa sakit itu berasal.

Kondisi ini terjadi karena jaringan jantung yang rusak mengirimkan sinyal ke sumsum tulang balakang hingga mempengaruhi saraf di sepanjang rahang sampai telinga. Rasa sakit yang muncul beda dengan sakit gigi atau infeksi telinga yang biasanya di satu titik, tapi lebih bersifat menyebar dan kadang mempengaruhi bahu serta lengan terutama di bagian kiri.

5. Gangguan pencernaan, mual atau rasa perih di perut
Serangan gangguan pencernaan parah dn mual bisa menjadi tanda awal serangan jantung atau myocardial infarction, terutama pada perempuan. Dalam satu studi diketahui perempuan 2 kali lebih mungkin mengalami muntah, mual dan gangguan pencernaan selama beberapa bulan menjelang serangan jantung dibanding laki-laki.

Kondisi ini terjadi karena sumbatan lemak di arteri akan mengurangi suplai darah ke jantung yang biasanya terjadi di dada kadang bisa muncul di perut. Hal ini tergantung pada bagian mana dari jantung yang mengalami gangguan sehingga ia mengirimkan sinyal rasa sakit di bagian tubuh yang lebih rendah dari dada. 


Sumber Baca Selanjutnya...