Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Selamat beribadah puasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Sabtu, 23 Juli 2011

TV di Kamar Tidur Pengaruhi Kesehatan Anak

Sebuah penelitian dari AS menyimpulkan bahwa remaja yang mempunyai TV di kamar tidurnya cenderung tidak menjalankan diet dan berolahraga, serta mempunyai prestasi sekolah yang rendah dibandingkan dengan remaja yang tidak mempunyai TV di kamarnya.

Memang telah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai kebiasaaan menonton TV oleh orang-orang muda, tetapi para peneliti dari Universias Minnesota fakultas Kesehatan Masyarakat masih belum begitu mengetahui konsekuensi dengan adanya TV di dalam kamar tidur.

Mereka melakukan survei kepada 781 orang yang berumur 15-18 tahun di daerah Minneapolis antara 2003 dan 2004. Sebanyak 62% dari mereka dilaporkan mempunyai TV di kamar tidur.

Tidak mengejutkan bagi mereka yang menempatkan TV di dalam kamar tidurnya karena lebih memilih untuk menonton TV dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu empat sampai lima jam dalam seminggu.

Para peneliti juga mengatakan bahwa dua kali lipat dari jumlah remaja yang memiliki TV di kamar tidurnya diklasifikasikan sebagai penonton TV kelas berat, yaitu setidaknya empat sampai lima jam mereka menonton TV dalam sehari dibandingkan mereka yang tidak mempunyai TV di kamarnya.

Remaja wanita yang mempunyai TV di kamar tidurnya dilaporkan tidak melakukan banyak kegiatan sekitar 1,8 jam/minggu, dibandingkan dengan remaja wanita yang tidak memiliki TV di kamar tidurnya. Remaja wanita yang memiliki TV di kamar tidur menyantap sayur-sayuran lebih sedikit, meminum minuman manis lebih sering dan jarang makan bersama keluarga.

Sementara itu, remaja pria yang memiliki TV di kamarnya dilaporkan mempunyai prestasi sekolah lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki TV di kamar tidur mereka.

Selain itu, remaja pria yang memiliki TV di kamar tidurnya jarang makan buah-buahan dan jarang makan bersama seluruh anggota keluarga.

"Sangat jelas bahwa banyak pertimbangan untuk tidak menempatkan TV di dalam kamar tidur anak," ujar Daheia Barr-Anderson, seorang peneliti.

"Ketika Anda membeli TV yang berukuran lebih besar dan masih memiliki TV yang berukuran lebih kecil, para orang tua cenderung menempatkan TV ukuran kecil tersebut di kamar tidur anak dan juga karena permintaan anak-anak untuk menempatkan TV di kamar tidur mereka," ujarnya dalam sambungan telepon.

Sementara itu, American Academy of Pediatrics mendesak para orang tua untuk memindahkan TV dari kamar tidur anak-anak. Hasil dari penelitian yang mereka temukan dipaparkan dalam jurnal kesehatan.
Anak laki-laki yang memiliki TV di kamar tidurnya mempunyai perbandingan yang cukup besar dibandingkan anak perempuan, yaitu 68% dan 58%.

Di dalam survei juga disimpulkan bahwa remaja dari keluarga yang mempunyai latar belakang ekonomi menengah lebih banyak yang mempunyai TV di dalam kamar tidurnya dibandingkan remaja dari keluarga berekonomi atas.

Dari remaja kulit hitam dilaporkan 82% di antaranya memiliki TV di kamarnya, sedangkan remaja Hispanic mencapai 66%, 60% remaja kulit putih, dan 39% keturunan Asia-Amerika.

Para peneliti juga melakukan pengukuran berat badan dan juga pertumbuhan fisik. Para peneliti tidak menemukan adanya perbedaan berat badan antara anak-anak yang memiliki TV di kamar tidurnya dengan yang tidak memiliki YV di kamar tidurnya.

Sementara itu, remaja pria dan wanita yang memiliki TV di kamar tidurnya dilaporkan jarang membaca buku dan melakukan pekerjaan rumah, meski perbedaan antar keduanya secara statistik tidak terlalu signifikan.


Sumber

0 komentar: